Pada akhir Juli 2025, gempa bumi berkekuatan 8,7 magnitudo mengguncang wilayah Kamchatka di Rusia Timur. Meski pusat gempa berada jauh dari Indonesia, dampaknya terasa hingga lintas benua, memicu peringatan tsunami di kawasan Pasifik dan memunculkan kekhawatiran baru akan stabilitas supply chain global.
Di era yang serba terkoneksi seperti sekarang, bencana di satu titik dunia bisa memicu efek domino ke berbagai sektor, termasuk bisnis dan infrastruktur digital. Gangguan pada konektivitas atau operasional IT di satu wilayah dapat memengaruhi sistem bisnis di tempat lain. Peristiwa ini menjadi pengingat penting: sekuat apa pun sistem kita, ketahanan bisnis tetap bergantung pada kesiapan menghadapi hal tak terduga.
Inilah alasan mengapa strategi Business Continuity dan Disaster Recovery (BCDR) tak bisa lagi dianggap opsional. Di tengah meningkatnya risiko bencana alam maupun ancaman siber, BCDR menjadi fondasi penting untuk menjaga kelangsungan bisnis modern.
Apa Itu Business Continuity dan Disaster Recovery?
Business Continuity dan Disaster Recovery (BCDR) adalah pendekatan strategis untuk memastikan operasional bisnis tetap berjalan atau bisa segera pulih pasca gangguan besar. Keduanya sering dibicarakan bersamaan, namun memiliki fokus berbeda:
Business Continuity (BC) menitikberatkan pada keberlangsungan operasional selama dan setelah krisis, memastikan layanan utama tetap bisa dijalankan seminimal mungkin tanpa interupsi besar.
Sementara, Disaster Recovery (DR) lebih fokus pada aspek teknis, seperti pemulihan data, sistem, dan infrastruktur IT yang terdampak bencana.
Keduanya membantu perusahaan membangun sistem pertahanan yang utuh, tidak hanya memulihkan tetapi juga menjaga bisnis tetap berdetak di tengah guncangan.
Bagaimana Strategi BCDR Bekerja?
Strategi BCDR umumnya dijalankan melalui dua jalur utama yang saling melengkapi: Business Continuity dan Disaster Recovery. Meski tujuannya sama, keduanya menekankan pendekatan yang berbeda.
Business Continuity bersifat proaktif, untuk memastikan proses penting tetap berjalan meskipun terjadi gangguan besar. Ini meliputi identifikasi peran krusial, prosedur kerja alternatif, serta pemanfaatan teknologi pendukung agar operasional tetap stabil.
Sebaliknya, Disaster Recovery lebih reaktif, berfokus pada pemulihan infrastruktur IT dan data setelah insiden terjadi. Di sini, langkah-langkah seperti backup sistem, restore data, hingga pemindahan beban kerja ke server cadangan jadi bagian dari respons cepat untuk meminimalkan downtime.
Kedua strategi ini sangat bergantung pada dua komponen penting yaitu Recovery Time Objective (RTO) dan Recovery Point Objective (RPO), yakni batas waktu maksimal sistem bisa kembali beroperasi serta seberapa banyak data yang bisa ditoleransi hilang saat proses recovery.
Kenapa Gempa Rusia Jadi Alarm Pentingnya Implementasi Strategi BCDR?
Gempa besar yang mengguncang Semenanjung Kamchatka, Rusia, bukan hanya ancaman lokal. Wilayah ini merupakan titik penting jalur kabel bawah laut yang menghubungkan Rusia, Asia Timur, dan Amerika Utara. Gangguan di area ini bisa berdampak langsung pada kestabilan komunikasi data lintas negara, termasuk sistem global yang digunakan oleh perusahaan multinasional dan penyedia layanan cloud.
Beberapa laporan menyebut adanya gangguan konektivitas internet dan keterlambatan logistik lintas kawasan. Bila terus berlanjut, ini bisa memengaruhi operasional perusahaan di Indonesia yang bergantung pada sistem cloud internasional, ERP global, atau supply chain berbasis Asia Timur.
Namun, banyak perusahaan masih menganggap ancaman hanya muncul jika bencana terjadi di wilayah mereka sendiri. Padahal, risiko bisa datang dari mana saja. Gangguan di satu titik bisa memicu efek domino yang meluas lintas negara dan industri.
Inilah yang disebut interconnected risk, ketika sistem dan proses yang terhubung global justru menjadi titik rentan. Dari e-commerce hingga manufaktur, setiap sektor bisa terkena imbas jika satu bagian dari infrastruktur digital global terganggu.
Baca Juga: Mengenal Apa itu Disaster Recovery: Cara Kerja, Jenis-Jenis, dan Manfaatnya bagi Bisnis
Solusi Teknologi untuk Strategi BCDR yang Lebih Tangguh
Di tengah risiko global yang makin kompleks dan tidak terduga, perencanaan manual atau skenario darurat konvensional sudah tidak lagi cukup. Diperlukan pendekatan berbasis teknologi yang lebih terstruktur, adaptif, dan siap diandalkan saat krisis benar-benar terjadi.
CDT merekomendasikan dua solusi BCDR yang terbukti efektif dalam memastikan kelangsungan bisnis secara cepat dan efisien.
AWS Elastic Disaster Recovery: Pulih Lebih Cepat, Operasi Tetap Jalan
Salah satu solusi yang ditawarkan CDT adalah AWS Elastic Disaster Recovery. Solusi ini dirancang untuk meminimalkan downtime dan kehilangan data melalui pemulihan aplikasi yang cepat dan andal, baik dari sistem on-premises maupun cloud.
Cara kerjanya: data dari server sumber direplikasi secara aman ke staging area di akun AWS pelanggan yang berada di region pilihan. Staging ini dirancang hemat biaya karena hanya menggunakan penyimpanan dan komputasi minimum, cukup untuk menjaga replikasi berjalan. Keuntungannya, perusahaan bisa melakukan pengujian pemulihan kapan saja tanpa mengganggu operasional.
Jika terjadi bencana, aplikasi bisa dipulihkan dalam hitungan menit. Perusahaan bebas memilih untuk tetap beroperasi di AWS atau melakukan failback ke sistem utama setelah kondisi pulih. Pendekatan ini memberi fleksibilitas tinggi, tanpa membebani biaya operasional.
Hitachi Vantara: BCDR Terpadu untuk Infrastruktur Hybrid
Untuk perusahaan dengan lingkungan IT yang lebih kompleks, CDT menawarkan solusi dari Hitachi Vantara. Dirancang untuk hybrid dan multi-cloud environment, solusi ini menawarkan perlindungan data menyeluruh, ketersediaan sistem tinggi, serta pemulihan otomatis yang cepat dan terintegrasi.
Dengan fitur replikasi lintas lokasi dan failover otomatis, layanan bisnis tetap berjalan meski terjadi gangguan besar. Proses pemulihan dapat dikelola secara terpusat melalui platform orkestrasi yang efisien.
Hitachi Vantara juga mendukung integrasi dengan berbagai platform cloud dan sistem enterprise, menjadikannya ideal bagi industri yang menuntut keandalan tinggi, kepatuhan ketat, dan visibilitas penuh terhadap sistem-sistem kritikal mereka.
Baca Juga: 90% Bisnis Gagal Pulih dari Krisis Tanpa Business Continuity Planning
Siapkan Strategi BCDR Anda dari Sekarang Bersama CDT!
Menerapkan strategi Business Continuity dan Disaster Recovery berbasis teknologi adalah langkah penting untuk menjaga kelangsungan operasional di tengah berbagai ketidakpastian. Melalui solusi dari AWS dan Hitachi Vantara yang dihadirkan oleh Central Data Technology (CDT), subsidiary dari CTI Group, perusahaan dapat membangun sistem pemulihan yang cepat, efisien, dan adaptif terhadap berbagai skenario bencana.
Jangan tunggu sampai krisis terjadi. Konsultasikan kebutuhan BCDR Anda bersama tim ahli CDT. Hubungi kami sekarang dan bangun strategi BCDR yang andal untuk masa depan bisnis Anda.
Penulis: Wilsa Azmalia Putri – Content Writer CTI Group