Business continuity plan (BCP) merupakan penyelamat bagi bisnis ketika terjadi krisis-baik bencana alam, serangan siber, hingga gangguan operasional. Sayangnya, masih banyak bisnis yang mengabaikan pentingnya melakukan perencanaan ini.
Faktanya, Federal Emergency Management Agency (FEMA) mencatat, 90 persen perusahaan tanpa rencana kelangsungan bisnis gagal bertahan lebih dari satu tahun setelah mengalami bencana. Data ini menunjukkan ketidaksiapan bukan sekadar risiko, tetapi menjadi hukuman telak bagi bisnis.
Lebih dari itu, laporan Investopedia juga menegaskan BCP berperan penting dalam meminimalkan downtime dan mempercepat recovery operasional. Tanpa strategi yang jelas, gangguan kecil bahkan dapat berdampak besar-mulai dari kehilangan pendapatan, reputasi, hingga kepercayaan bisnis.
Apa itu Business Continuity Plan (BCP)?
Business continuity plan (BCP) adalah proses perencanaan strategis yang dilakukan perusahaan untuk memastikan operasional bisnis tetap berjalan atau dapat dipulihkan secepat mungkin saat terjadi gangguan atau bencana, seperti bencana alam, serangan siber, kegagalan sistem, hingga pandemi. BCP mencakup identifikasi risiko, pengembangan prosedur darurat, serta penetapan peran dan tanggung jawab tim ketika krisis terjadi.
BCP bukan hanya tentang merespons krisis, tetapi juga merupakan upaya preventif untuk meminimalkan dampak kerugian finansial, gangguan layanan, dan kerusakan reputasi. Dalam praktiknya, BCP sering melibatkan rencana disaster recovery, pengaturan lokasi kerja alternatif, serta sistem komunikasi darurat untuk menjaga kesinambungan operasional dan layanan pelanggan.
Mengapa Perusahaan Anda Butuh Business Continuity Plan (BCP)?
Tanpa BCP, bisnis Anda berada dalam posisi yang sangat rentan ketika terjadi krisis. Di era digital dan ketidakpastian ekonomi saat ini, gangguan operasional kecil hingga besar bisa datang dari berbagai arah: serangan siber, kegagalan sistem IT, bencana alam, atau bahkan gangguan rantai pasokan global.
Dengan BCP, perusahaan dapat menjawab tantangan ini secara proaktif, bukan reaktif. BCP juga dapat membantu perusahaan mengurangi downtime, menjaga kepercayaan pelanggan dan investor, serta memastikan pemulihan bisnis berjalan cepat dan terstruktur. Selain itu, BCP juga menjadi bukti kesiapan perusahaan dalam memenuhi standar kepatuhan dan audit yang menjadi syarat operasional suatu industri.
Tujuan Business Continuity Plan (BCP)
Salah satu tujuan utama business coninuity plan adalah untuk menjamin keberlangsungan operasional bisnis ketika terjadi situasi darurat dan meminimalkan dampak kerugian akibat gangguan tak terduga. Di samping itu, tujuan lain BCP sebagai upaya untuk menjaga layanan penting tetap berjalan meskipun terjadi krisis.
BCP juga bertujuan untuk memastikan keamanan data dan infrastruktur IT perusahaan. Di sisi lain, BCP juga dapat menjadi pedoman jelas kepada tim untuk menghadapi situasi darurat dan mempercepat proses pemulihan operasional hingga keuangan.
Keuntungan Business Continuity Plan
Business continuity plan memberikan banyak keuntungan strategis bagi perusahaan, terutama dalam menghadapi gangguan operasional atau krisis tak terduga. Salah satu manfaat utamanya yakni memastikan kelangsungan operasional bisnis, bahkan ketika terjadi bencana alam, gangguan teknologi, atau insiden keamanan siber.
Dengan memiliki rencana yang jelas dan terdokumentasi, perusahaan dapat mengurangi downtime dan melanjutkan aktivitas penting tanpa terjadi penundaan yang signifikan. BCP juga membantu perusahaan untuk meminimalkan kerugian finansial dan mempertahankan arus kas selama masa krisis.
Selain itu, perencanaan keberlangsungan bisnis memperkuat kepercayaan pelanggan dan mitra bisnis karena menunjukkan kesiapan dan komitmen perusahaan terhadap manajemen risiko dan perlindungan layanan. Dari sisi kepatuhan, banyak sektor industri yang mewajibkan penerapan BCP sebagai bagian dari regulasi dan standar keamanan operasional.
Business Continuity Plan vs Disaster Recovery Plan
Business continuity plan dan disaster recovery kerap dianggap sebagai dua hal yang serupa dengan fokus dan cakupan yang berbeda. Jika BCP berfokus pada keseluruhan operasional bisnis, termasuk bagaimana seluruh fungsi organisasi—dari sumber daya manusia, proses bisnis, hingga rantai pasok—dapat terus berjalan selama dan setelah terjadi krisis. Ini mencakup langkah-langkah pencegahan, mitigasi, serta prosedur operasional alternatif.
Sebaliknya, Disaster Recovery Plan lebih spesifik pada pemulihan sistem IT dan data setelah terjadi bencana. DRP mencakup proses backup data, pemulihan server, serta pengembalian sistem teknologi ke kondisi normal secepat mungkin. Dengan kata lain, BCP menjaga agar bisnis tetap berjalan, sementara DRP memastikan sistem dan infrastruktur teknologi dapat pulih dengan cepat.
Langkah Melakukan Business Continuity Plan
Implementasi business continuity plan yang efektif memerlukan pendekatan sistematis dan terstruktur. Langkah pertama yakni dengan melakukan business impact analysis (BIA) untuk mengidentifikasi proses bisnis kritikal dan potensi dampak gangguan terhadap proses tersebut.
Pada langkah ini dilakukan penilaian risiko (risk assessment) untuk memahami jenis ancaman yang paling mungkin terjadi dan dampaknya terhadap operasional bisnis. Berikutnya, perusahaan perlu menyusun strategi dan prosedur mitgasi, termasuk alur komunikasi darurat, rencana kerja jarak jauh, serta pemetaan sumber daya alternatif.
Langkah ketiga adalah membuat dokumentasi formal BCP yang mencakup peran, tanggung jawab, dan langkah-langkah yang harus dilakukan ketika terjadi krisis. Terakhir, uji coba dan lakukan latihan secara berkala untuk memastikan kesiapan tim dan efektivitas rencana ketika diterapkan di situasi nyata.
Solusi IT untuk Business Continuity Plan
Untuk mengimplementasikan business continuity plan secara efektif, Central Data Technology (CDT) menghadirkan serangkaian solusi andal dari AWS dan Hitachi Vantara untuk membantu operasional bisnis Anda menghadapi masa kritis.
AWS Elastic Disaster Recovery
AWS menawarkan solusi business continuity plan melalui layanan AWS Elastic Disaster Recovery (AWS DRS) yang membantu pemulihan aplikasi on-premises dan cloud dengan replikasi block-level secara terus menerus. Repilkasi dilakukan ke area staging yang hemat biaya, sehingga bisnis dapat menghindari infrastruktur cadangan yang tak terpakai dan tetap siap menghadapi kondisi darurat.
AWS DRS mendukung pemulihan dalam hitungan menit dengan keadaan data terkini atau dari titik waktu sebelumnya. Solusi ini dapat menyederhanakan seluruh proses disaster recovery yang mencaku pengujian, pemulihan, hingga failback tanpa memerlukan keahlian teknis khusus.
Selain itu, automasi bawaan dapat digunakan untuk konfigurasi lingkungan, aktivasi monitoring, dan pembersihan sumber daya drill yang dilakukan secara efisien. Fitur utama seperti automated network replication, post-launch actions, dan instance recovery menjadi pilihan utama bagi perusahaan yang ingin menjamin kelangsungan bisnis tanpa membebani biaya operasional.
Hitachi Vantara Data Protection & Cyber Resiliency
Hitachi Vantara menghadirkan solusi business continuity plan yang tangguh dengan perlindungan data berlapis dan replikasi fleksibel di seluruh lingkungan hybrid dan on-premises. Dengan ketersediaan penyimpanan 24/7, bisnis dapat terus mengakses workload penting bahkan ketika sedang terjadi gangguan.
Hitachi juga membekali solusi data protection dan cyber resilience untuk memastikan keamanan data tetap utuh dan sesuai regulasi bahkan dala kondisi terjadi serangan siber. Keunggulan lainnya mencakup continuous replication dan automated failover yang memudahkan proses pemulihan cepat dengan RTO/RPO rendah, serta manajemen disaster recovery yang tersentralisasi untuk pengujian dan orkestrasi bisnis berkelanjutan yang mudah.
Dengan fitur unggulan seperti immutable backup, air-gapped vaults, dan guarantee recovery path yang divalidasi, Hitachi memberilkan perlindungan menyeluruh terhadap ancaman seperti ransomware dan downtime tak terduga. Di sisi lain, solusi ini juga dapat menjamin integritas dan ketersediaan data perusahaan.
Baca Juga: Mengapa Setiap Perusahaan Membutuhkan Business Analytics untuk Mengakselerasi Bisnis?
Dapatkan Solusi Business Continuity Plan Hanya di CDT
Central Data Technology (CDT) sebagai bagian dari CTI Group, menghadirkan rangkaian solusi business continuity plan dari AWS dan Hitachi Vantara untuk menjamin operasional bisnis tetap berjalan selama dan setelah terjadi krisis. Saatnya membuat perencanaan strategis untuk memastikan bisnis siap menghadapi gangguan operasional atau krisis tak terduga dengan memastikan data tetap aman terlindungi.
Segera hubungi tim CDT dengan mengklik link ini untuk memulai tahap konsultasi agar tim kami dapat membantu Anda mengimplementasikan solusi business continuity plan secara tepat.
Penulis: Ervina Anggraini – Content Writer CTI Group