
Open banking adalah mekanisme untuk menyediakan akses data nasabah secara aman melalui penggunaan teknologi Application Programming Interface (API). Sebagai salah satu inovasi layanan keuangan yang paling baru, open banking memungkinkan perbankan dan konsumen terintegrasi dengan layanan aplikasi third party.
Secara sederhana, open banking menjadi sistem yang menyediakan konektivitas antara lembaga keuangan dengan pihak ketiga untuk dapat mengakses data nasabah secara aman menggunakan teknologi API. Open banking API dapat memudahkan verifikasi akun bank untuk mengecek apakah nomor rekening bank tertentu sudah sesuai dengan yang ada pada database bank.
Untuk mengamankan lalu-lintas transaksi antara lembaga keuangan, regulator menekankan standar keamanan tinggi pada sistem API yang diterapkan dalam open banking. Cek selengkapnya apa itu open banking dan manfaatnya untuk nasabah serta lembaga keuangan dalam penjelasan berikut.
Mengenal Open Banking di Indonesia
Pengembangan open banking di Indonesia telah diimplementasikan oleh beberapa bank untuk memastikan akses data nasabah secara aman melalui teknologi API. Open banking menjadi salah satu revenue stream bagi perbankan untuk segmen B2B dalam membangun ekosistem layanan yang lebih komprehensif.
Mengutip Finantier, inisiatif pengembangan open banking di Indonesia termasuk dalam Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 oleh Bank Indonesia. Salah satu yang sudah direalisasikan yakni peresmian aturan Standar Nasional Open API (SNAP) pada 2021 lalu.
Bank Indonesia memulai program open banking API dengan menerbitkan dokumen Cumulative Paper Standard Open API dan Interlink Bank dengan fintech pada Maret 2020. Dokumen ini bertujuan untuk mendapat masukan dari pelaku industri jasa keuangan dan publik sebelum meluncurkan layanan open banking API. Di sisi lain, nasabah bisa mendaftarkan rekening dengan membuat akun yang terintegrasi.
Kini, konsep open banking semakin jelas karena berkaitan dengan data nasabah termasuk identitas, informasi saldo, histori transaksi yang dilakukan, hingga nomor kartu debit atau kredit. Pihak ketiga dapat mengakses data-data tersebut melalui sambungan yang dihadirkan atas dasar persetujuan dari nasabah.
Sementara itu, open banking API sendiri merupakan mekanisme penyediaan konektivitas antara lembaga keuangan dengan pihak ketiga untuk dapat mengakses data-data nasabah. Demi mengamankan lalu-lintas transaksi, regulator menekankan standar keamanan tinggi pada sistem API yakni melalui sertifikasi keamanan atau privasi data serta tata kelola yang baik.
Apa saja Manfaat Open Banking API?

Manfaat open banking dapat dilihat dari sudut pandang penyedia layanan keuangan dan pihak ketiga serta dari sisi nasabah. Berikut beberapa manfaat yang dimaksud.
Manfaat Open Banking API untuk Perbankan
- Sumber pendapatan baru melalui pengenaan biaya per transaksi untuk setiap implementasi API yang digulirkan. Semakin banyak platform yang mengadopsi, maka makin banyak transaksi dan semakin banyak pemasukan.
- Meningkatkan basis nasabah melalui aplikasi digital yang memungkinkan mereka mengakses berbagai layanan, mulai dari membuka rekening, pembayaran tagihan, pengajuan kredit, dan lainnya sehingga bsia mendorong calon nasabah baru dari basis pengguna layanan digital menjadi nasabah bank penyedia open API.
- Melengkapi ekosistem produk perbankan di berbagai aplikasi konsumer dan bisnis menjadi value added yang terafliasi dengan berbagai layanan.
- Mendekatkan dengan konsumen karena dapat memanjakan nasabah melalui optimalisasi akun agar bisa digunakan bertransaksi di mana saja.
Manfaat Open Banking API untuk Pihak Ketiga
- Mendorong inovasi layanan keuangan dengan berbekal API data nasabah dan transaksi yang dimiliki open banking API, untuk membantu layanan keuangan menghadirkan inovasi produk keuangan yang sesuai kebutuhan masyarakat.
- Sumber data komprehensif yang tervalidasi dan up-to-date sehingga inovator bisa memanfaatkan sebagai big data untuk berbagai tujuan spesifik, seperti menganalisis kebiasaan nasabah dan tren spending.
- Kepatuhan dan standar tinggi di segala aspek, mulai dari tata kelola, proteksi data, keamanan sistem, dan lainnya untuk mendorong para mitra mengikuti standar yang mereka miliki.
- Kenyamanan dan keyakinan sehingga nasabah dengan akun atau rekening yang dimiliki bisa bertransaksi di berbagai layanan tanpa harus membuat baru. Variasi sistem pembayaran juga menjadi aspek penting yang perlu diperhatikan oleh pengembangan layanan digital untuk meningkatkan retensi nasabah.
Baca Juga: Shape Defense – Solusi Anti Penipuan Berbasis AI untuk Segala Jenis Bisnis
Mengapa Open Banking Saat Ini Penting?
Mengutip laporan Allied Market Research, nilai pasar open banking global diproyeksi tumbuh hampir 500 persen mencapai US$43,15 miliar pada 2026. Tingkat pertumbuhan gabungan oleh layanan keuangan diproyeksi sebesar 24,4 persen.
Peningkatkan ini didorong oleh sejumlah faktor, mulai dari regulasi pemerintah yang memberikan sinyal dan dukungan positif, hingga adopsi layanan yang semakin cepat dan beragam melalui open banking API.
Berkaca pada peluang ini, layanan perbankan dan jasa keuangan menunjukkan keseriusan untuk berinvestasi dalam open banking sambil memperkuat proteksi terhadap serangan digital yang kompleks. Volume open banking yang besar juga dapat mengundang ancaman keamanan serius bagi penyedia layanan keamanan.
Namun begitu, data layanan keuangan menjadi salah satu jenis data yang paling banyak dicari oleh pelaku kejahatan siber. Gartner memperkirakan tahun ini penyalahgunaan API akan menjadi vektor serangan apling sering terhadap aplikasi web perusahaan hingga mengakibatkan pelanggaran data. Untuk itu, penting bagi layanan keuangan untuk mengamankan API dan melindungi aplikasi serta data yang tersimpan di dalamnya.
Seperti diketahui, faktor keamanan menjadi salah satu akar tantangan bagi open banking. Tak mengherankan jika sejumlah negara menaruh perhatian serius dengan menyusun regulasi dan mekanisme yang dapat menjamin keamanan pemberlakukan open banking.
Uni Eropa telah memberlakukan Second Payment Services Directive (PSD2) yang mengharuskan perbankan membuat mekanisme API untuk menyediakan data dengan cepat, aman, dan andal kepada penyedia pihak ketiga dengan persetujuan pelanggan mereka. Jejak Uni Eropa kemudian diikuti oleh negara lain seperti Inggris, Kanada, Hong Kong, Jepang, Meksiko, dan Australia yang juga membuat standar open banking untuk mengurangi risiko kepatuhan yang dapat mengakibatkan denda besar.
Solusi Open Banking dari F5
Open banking akan merevolusi cara orang di seluruh dunia membelanjakan uang mereka, sekaligus membuka peluang bagi lembaga keuangan memberikan keamanan dari ancaman yang belum pernah dihadapi sebelumnya. Untuk memastikan implementasi open banking berjalan dengan aman, F5 menghadirkan solusi API yang dirancang agar dapat memaksimalkan kinerja dengan mengurangi waktu respons rata-rata saat melayani panggilan API.
API F5 sekaligus juga meminimalkan jejak dan kompleksitas gateway untuk melindungi API sekaligus mengurangi penipuan dan penyalagunaan API. Solusi open banking dari F5 merupakan aplikasi web terbaik dan perlindungan API (WAAP) yang terintegrasi penuh dari core hingga ke edge sehingga mudah diterapkan di lingkungan apa pun (on-premise, public cloud, Kubernetes).
F5 juga akan membantu mengurangi kompleksitas client dengan menghapus logika yang diperlukan untuk menangani langsung komunikasi untuk kebutuhan micro services. Dapatkan kemampuan otomatisasi dan integrasi yang mudah dengan tools CI/CD untuk lingkungan pengembangan modern, manajemen bot terbaik di kelasnya (dengan dukungan Distributed Cloud Bot Defense), solusi AI/ML zero touch yang inovatif terhadap serangan L7 DoS.
Baca Juga: Kenali Apa itu Kontainerisasi dan Alasan Bisnis Membutuhkannya
Bagaimana F5 dapat Membantu Perkembangan Open Banking?
Solusi yang dirancang F5 akan memaksimalkan kinerja API dengan mengurangi waktu respons rata-rata untuk meminimalkan jejak dan kompleksitas gateway. Selain itu, solusi keamanan F5 juga akan melindungi open banking API sehingga dapat mengurangi penipuan dan penyalahgunaan API.
F5 akan mengamankan open API gateways sehingga layanan keuangan dapat menghilangkan ketakutan konsumen mengenai risiko penipuan atau pelanggaran data dalam pengadopsi praktik open banking. Untuk itu, layanan keuangan harus mengembangkan strategi yang memodernisasi aplikasi bisnis dengan menerapkan strategi keamanan aplikasi demi memberi perlindungan komprehensif dan bukan sekadar menguji kerentanan software.
Dalam banyak aplikasi open banking, setiap milidetik kinerja API memiliki arti penting. Untuk itu, F5 akan memberikan kecepatan yang sebelumnya tidak dapat diberikan oleh API secara real-time.
Teknologi F5 memungkinkan tim Anda untuk menskalakan aplikasi hingga 12 miliar operasi per hari, dengan puncaknya mencapai 2 juta operasi per detik pada latensi hanya 10 hingga 30 milidetik. F5 memastikan untuk memberikan dukungan API aman dan terintegrasi dengan pihak ketiga sehingga tim Anda dapat mengelola API dengan aman di semua data center atau cloud menggunakan arsitektur multi cloud yang sederhana, cepat, dan skalabel.
Tak hanya itu, F5 juga akan mengelola risiko agregator keuangan untuk berinovasi dan memberikan value yang aman kepada pelanggan. Solusi terintegrasi keamanan dan kinerja ke dalam CI/CD pipeline memungkinkan otomatisasi kebijakan keamanan dan kinerja ke dalam kode pipeline untuk memastikan semuanya tetap aman.
Baca juga: Cek Cara F5 Distributed Cloud Services Tingkatkan Performa Aplikasi dan Turunkan Latensi
F5 sebagai Principal untuk CDT
Saatnya memberikan jaminan keamanan saat implementasi open banking pada bisnis dan layanan keuangan Anda dengan solusi dari F5. Sebagai distributor F5 di Indonesia, Central Data Technology akan membantu mengkoneksikan data nasabah secara aman di antara lembaga keuangan dan pihak ketiga melalui solusi F5.
Didukung oleh tim IT berpengalaman dan bersertifikat, CDT akan membantu Anda menghindari trial and error mulai dari tahap konsultasi, implementasi, hingga dukungan after sales. Hubungi tim CDT melalui marketing@centraldatatech.com untuk info lebih detail.